Jumat, 30 Januari 2015
Hubungan Amerikat dengan Indonesia (Embago)
Hubungan Amerika
Serikat dengan Indonesia merupakan hubungan love and hate relationship; suatu ketika Indonesia
bisa sangat dekat dengan Amerika Serikat dan di lain waktu hubungan Indonesia
dan Amerika Serikat menjadi renggang. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat
dimulai dari jaman Presiden Soekarno ,pada waktu itu Soekarno sangat menentang
keterlibatan Amerika Serikat dalam permasalah politik dalam negeri Indonesia.
Amerika Serikat pada masa Pemerintahan Soekarno juga memiliki reservasi
tersendiri tentang Indonesia.
Soekarno yang
beraliran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) tidak sejalan dengan pola
Pemerintahan Amerika Serikat yang mengutamakan demokrasi dan liberalisasi.
Soekarno mengimbangi dengan membuat hubungan kedekatan dengan Uni-Sovyet. Hal
ini menyebabkan Amerika Serikat mulai menanam pengaruhnya di Indonesia untuk
menggulingkan Soekarno. Agen-agen CIA Amerika Serikat menyusup ke dalam kelompok
pemberontak di Indonesia untuk mengacaukan pemerintahan Soekarno .Hingga
puncaknya terjadi peristiwa G30S/PKI yang merupakan upaya Amerika Serikat untuk
menggulingkan Presiden Soekarno.
Naiknya Presiden
Soeharto sebagai Presiden Indonesia membawa angin segar dalam hubungan
Indonesia dan Amerika Serikat. Soeharto merupakan Jendral TNI yang pro
kebijakan Amerika Serikat. Bagi Amerika Serikat, yang terpenting adalah
negara-negara di dunia tidak menganut paham komunisme, sehingga keterbukaan
Presiden Soeharto akan demokrasi dan liberalisasi disambut baik oleh Amerika
Serikat.. Soeharto bersikeras akan penyerangan terhadap Timor-Timur karena di
wilayah tersebut terdapat partai Fretlin yang berkiblat pada aliran Komunisme.
Dengan alasan demi
mencegah penyebaran komunisme di wilayah tersebut, Soeharto meminta restu
Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Timor-Timur. Amerika Serikat yang pada
masa itu dipimpin oleh Presiden Ford memberikan restu kepada Indonesia untuk
menginvasi wilayah Timor-Timur.Operasi Saroja dimulai pada tahun 1976 dengan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh komunisme di wilayah tersebut. Invasi
Indonesia didukung penuh oleh Amerika Serikat yang memberikan bantuan alutsista
demi kelancaran operasi Saroja. Bantuan dari Amerika Serikat terus berdatangan
dalam berbagai bentuk mulai dari penjualan alutsista hingga pelatihan dan
pendidikan militer. Cikal bakal penjatuhan embargo senjata oleh Amerika Serikat
berawal dari keputusan Presiden Soeharto untuk menyerang wilayah Timor-Timur
yang dulunya merupakan wilayah jajahan Portugis
Runtuhnya
Uni-Sovyet sebagai lawan dari kekuata Super Power mengubah kancah geo politik
Internasional Amerika Serikat dan dunia mulai mempertanyakan penyerangan
Indonesia terhadap Timor-Timur. Peristiwa penembakan di Geraja Santa Cruz dan Balibo five menjadi hambatan bagi
keberlangsungan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terutama dalam bidang
militer. Amerika Serikat menghentikan program pelatihan militer (IMET) terhadap
perwira Indonesia.
Krisis ekonomi
yang terjadi pada tahun 1998 menyebabkan Presiden Soeharto turun dan digantikan
oleh Presiden Habibie. Dalam masa jabatan Presiden Habibie yang singkat (selama
satu tahun), pemerintah Indonesia atas desakan asing memberikan referendum
kepada rakyat Timor-Timur untuk menentukan masa depan negaranya. Hasil dari
referendum tersebut adalah merdekanya Timor-Timur dari Indonesia. Setelah
referendum yang dimenangkan oleh rakyat Timor-Timur, Kopasus dan kelompok
Militia yang pro Indonesia melancarkan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya
pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) berati di Timor-Timur. Akibat dari
kekacauan yang disebabkan oleh Kopasus dan kelompok para military Timor-Timur, terjadi
exodus besaran-besaran warga Timor-Timur yang menghindari konflik di negaranya.
Banyak masyarakat Timor-Timur yang menjadi korban akibat tindakan dari Kopasus
dan kelompok para military Timor-Timur pro
Indonesia.
Akibat dari
perbuatan Kopasus, Amerika Serikat menjatuhkan embargo senjata terhadap
Indonesia. Semasa embargo senjata berlangsung, Indonesia mengalami kesulitan
untuk mendapatkan suku cadang dan perawatan untuk operasional kendaraan tempur,
baik angkatan Darat Laut dan Udara. Angkatan Udaralah yang paling parah
terpengaruhi oleh kebijakan embargo senjata Amerika Serikat terhadap Indonesia.
Pesawat angkut dan pesawat tempur yang dimiliki Indonesia terpaksa
dihanggarakan. Tidak lama setelah Indonesia di embargo senjata oleh Amerika Serikat,
Indonesia mengalami masalah konflik etnis di kepulauan Maluku. TNI mengalami
kesulitan dalam bidang logistik akibat diberlakukan nya embargo senjata oleh
Amerika Serikat.
Amerika mulai
memperbaiki hubungan dengan Indonesia, penelitian ini menunjukkan bahwa alasan
Amerika memeprbaiki hubungan tersebut adalah:
1)
Peristiwa Bom Bali dan Terosrisme
Peristiwa bom Bali
satu dan bom Bali 2 merupakan awal mula perbaikan hubungan Indonesia dan
Amerika Serikat terutama dalam bidang militer. Presiden Bush ketika bertemu
dengan Presiden Megawati di Bali mengungkapkan keinginanya untuk memberikan
bantuan dalam penanggulangan tindak terorisme di Indonesia. Bencana Tsunami di
Aceh juga membantu untuk memperbaiki hubungan militer antara Indonesia dan
Amerika Serikat.
Usaha untuk
memulihkan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dilakukan tidak hanya oleh
pihak Indonesia, tetapi oleh pihak internal Amerika Serikat.
Perusahaan-perusahaan asing terus melobi pemerintah Amerika Serikat agar
melanjutkan kembali hubungan militernya dengan Indonesia. Lockheed Martin dan Boeing yang sudah memiliki kontrak
kerja dengan Indonesia terpaksa menghentikan sementara produksi alutsista
dikarenakan kebijakan embargo senjata.
2)
Perubahan Indonesia kearah Demokrasi Liberal
Pada bulan
November tahun 2005 Amerika Serikat secara resmi mencabut embargo senjata
terhadap Indonesia. Pencabutan embargo senjata terhadap Indonesia. Alasan
Amerika Serikat mencabut embargo senjata terhadap Indonesia adalaha Amerika
Serikat merasa bahwa dalam kurung waktu embargo senjata dijatuhkan, Indonesia
terlah banyak mengalami perubahan yang baik. Indonesia telah menjadi Negara
yang lebih demokratis, hal ini ditunjukkan dengan berhasilnya di selenggarakan
pemilu tahun 2004 secara jujur dan adil. Selain perubahan politis yang dialami
oleh Indonesia, Amerika Serikat juga merasa bahwa Indonesia merupakan Negara
yang menjadi sasaran serangan teroris. Peristiwa Bom Bali satu dan dua, serta
serangkaian aksi-aksi terorisme yang terjadi Indonesia menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan mitra kerja global dalam menangani terorisme di Asia
Tenggara.
3)
Kerjasama untuk kemanusiaan
Bencana Tsunami
Aceh yang terjadi pada penghujunga tahun 2004 juga merupakan sebuah berkah bagi
hubungan bilateral antar kedua Negara. Atas dasar kemanusiaan Amerika Serikat
mencabut sebagian (partially lifting) embargo senjatanya terhadap
IndonesiaAmerika Serikat membuka kembali jalur FMS (Foreign Military Sales)
untuk suku cadang pesawat C-130
Hercules untuk membantu upaya
penanggulangan bencana. Amerika Serikat juga memberikan bantuan sumber daya
manusia yang berasal dari U.S
Marines untuk membantu TNI dalam hal
penanggulangan bencana di Aceh.
4)
Adanya Cina sebagai the New
Emerging Power
Naiknya Cina
sebagai salah satu New Emerging Power di kawasan Asia Pasifik
menjadi sebuah kekhawatiran Amerika Serikat. Amerika Serikat merasa perlu
mencari sekutu dalam menanggapi permasalah di era baru ini. Indonesia yang
memiliki prioritas dan orientasi politik yang sama dan memiliki kebijakan
politik bebas aktif (sehingga tidak memihak blok atau negara manapun) merupakan
sasaran tepat bagi Amerika Serikat dijadikan mitra kerja.
Ke empat hal di
atas merupakan alasan utama Amerika mencabut embargo senjata terhadap
Indonesia, Apa pengaruh pencabutan senjata tersebut pada Indonesia?
Penelitian ini menunjukkan beberapa pengaruh pencabutan senjata tersebut sbb:
1)
Terbukanya jalur diplomasi bilateral dengan lebih baik yang memungkinkan
kerjasama militer
Pengaruh dari
pencabutan embargo Amerika Serikat terhadap Indonesia adalah jalur diplomasi
yang sebelumnya terputus antara kedua Negara sekarang sudah kembali terbukan
(walaupun belum seratus persen), Amerika Serikat mulai membuka kembali
pelatihan militer IMET bagi perwira Indonesia untuk bersekolah di Amerika
Serikat. Hasil dari IMET adalah perwira Indonesia dapat mengenyam pendidikan
militer yang lebih advance dengan staff pengajar dan
fasilitas pendudidikan yang lebih bagus daripada di Indonesia. Selain kembali
terbukanya IMET bagi perwira Indonesia, Amerika Serikat juga kembali
melangsungkan latihan militer bersama yang dijuluki Garuda Shield. Program Garuda Shield sudah berlangsung sejak
tahun 2006. Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan kerja sama antara
anggota CPX (command Post Exercise)kedua Negara. Latihan
bersama garuda Shield meliputi taktik-taktik perang serta pengunaan alutsista
buatan Amerika Serikat. Selain melatih kecakapan tentara Indonesia untuk
berperang, Garuda Shield juga mengajarkan cara-cara penanggulangan bencana.
2)
Terbukanya Jalur FMS
Pengaruh lain dari
dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia oleh Amerika Serikat adalah
kembali terbukanya jalur FMS (Foreign Military Sales) untuk kepentingan
pemutakhiran alutsista Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Kolonel
Wajariman, jumlah pengiraman senjata Amerika Serikat telah meningkat significan
dari tahun 2006 hingga 2012, hal tersebut terbukti dari peningkatnya biaya
kirim alutsista dari puluhan ribu U.S dollar pada tahun 2006-2007 menjadi
ratusan ribu U.S dollar pada tahun 2009-2012. Amerika Serikat juga telah
bersedia menghibahkan sejumlah 28 unit pesawat tempur F-16 kepada Indonesia,
pesawat tersebut merupakan pesawat preservasi Amerika Serikat yang sudah tidak
digunakan lagi oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Kelanjutan hubungan militer
antara Indonesia dengan Amerika Serikat juga membawa dampak positif bagi
perusahaan alutsista Amerika Serikat. Indoneisa sangat bergantung dengan
perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan suku cadang serta perawatan
untuk ranpur.
3)
Hubungan yang kembali baik dengan Kopasus
Dalam hal hubungan
Amerika Serikat dengan Kopasus, juga mengalami perbaikan setelah dicabutnya
embargo senjata terhadap Indonesia. Amerika Serikat masih menyimpan reservasi
untuk Kopasus. Reservasi Amerika Serikat menyebabkan pada tahun 2005 ketika
embargo senjata secara resmi dicabut oleh Amerika Serikat, Kopasus masih
terkena dampak embargo tersebut. Pada kujungan Secretary of Defense Amerika Serikat Robert Gates ke Jakarta,
embargo terhadap Kopasus mulai perlahan mulai dicabut. Amerika Serikat akan
mencabut embargo senjata terhadap Kopasus secara perlahan sembari mengkaji
progress yang dilakukan oleh Kopasus. Namun sebenarnya Amerika Serikat mengerti
pentingnya Kopasus dalam upaya mencegahan terorisme di Indonesia.
4)
Terbukanya kerja sama anti terosrisme
Dalam hal
menanggulangi penyebaran terorisme di Indonesia, Amerika Serikat dan Indonesia
telah mengadakan kerja sama melalui IMET dan Garuda Shield untuk melatih TNI
menghadapi bahaya terorisme di kawasan Asia Pasifik. Pembukaan kembali hubungan
Amerika Serikat dengan Kopasus juga didasari bahwa kopasus merupakan pasukan
khusus Indonesia yang menangani permasalahan terorisme, sehingga cepat atau
lambat pemerintah Amerika Serikat harus kembali melanjutkan hubngan. Pemasangan
instalasi radar di wilayah Indonesia juga telah dilakukan oleh Amerika Serikat.
Pemasangan radar di di lepas pantai Sulawesi dan Selat Malaka bertujuan untuk
meningkatkan jangkauan pengawasan Indonesia terhadap tindakan-tindakan
terorisme yang terjadi di wilaya Tri-Border Region antara Indonesia Malaysia
dan Filipina.
Ke empat hal di
atas merupakan pengaruh langsung dari dihapuskannya Embargo Senjata terhadap
Indonesia; Dari sisi lalin sebenarnya terlihat bahwa kedekatan kembali Amerika
Serikat terhadap Indonesia setelah diangkatnya embargo senjata menunjukkan
bahwa bantuan-bantuan yang diberikan Amerika Serikat kepada Indonesia merupakan
salah satu bentuk dari kebijakansecurity cooperation yang bertujuan untuk mempromosikan
dan mempertahankan kepentingan pertahanan dan keamanan Amerika Serikat yang
berupa kebijakan politik serta strategi pertahanan dan keamananya. Selain itu,
kebijakan security cooperation juga digunakan unruk
melindungi asset-asset Amerika Serikat yang terdapat di Indonesia seperti
FreePort McMoran di Papua dan Exxon Mobile di Aceh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar