Pesawat udara itu berat sekali lho, berton-ton. Lalu bagaimana
pesawat udara bisa terbang? Para penemu pesawat, yang pertama kali menciptakan
pesawat, diilhami oleh burung. Burung punya sayakkan seperti sayap burung. Kegunaan
sayap pada pesawat adalah untuk membuat perbedaan ap, maka pesawat juga diberi
sayap. Tapi, sayap pesawat bu badan pesawat. Kecepatan angin di atas badan
pesawat lebih cepat daripada kecepatan angin di bkan berarti untuk
dikepak-kepkecepatan angin di atas badan pesawat dan di bawahawah. Pada
giliranya, ini akan memicu perbedaan tekanan udara di atas badan pesawat dan di
bawah badan pesawat.
Tekanan
udara di atas badan pesawat akan lebih kecil di bawah badan pesawat, sehingga
si pesawat bisa mendongak ke atas. Selama penerbangan, ada empat gaya yang
bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau
gaya ke bawah. Ketiga, gaya maju. Dan keempat, gaya ke belakang.
Gaya
berat bekerja menarik benda kembali ke bumi. Contohnya, kalau kita lempar batu
ke atas, makan akan jatuh lagi ke bawah. Sementara itu, gaya ke belakang,
contohnya, kalau kita mengendarai sepeda, maka terasa ada hambatan dari depan.
Nah, gaya angka dan gaya maju merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya
itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang.
Gaya
angkat dihasilkan oleh permukaan sayap yang dirancang agar tekanan udara di
atas permukaan lebih kecil daripada di bagian bawah. Sedangkan gaya maju
bekerja agar pesawat tetap berada di udara. Gaya maju ini menarik pesawat ke
arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau
dorongan mesin jet. Nah, jadi, gaya maju dan gaya angkat akan bekerja bersamaan
untuk menarik pesawat ke arah depan dan meninggalkan darat.
Suatu
pernyataan da Vinci yang begitu visioner adalah metode separasi. Sekitar 1500
tahun yang lalu da Vinci telah mengemukakan bahwa untuk bisa terbang cukuplah
dilakukan dengan sayap tetap dan memberinya gaya dorong. Hal ini didasari dari
hasil pengamatannya dari teknik burung untuk terbang. Menurutnya, sayap burung
terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Bagian pangkal
sayap burung yang relatif tetap (fixed) berfungsi membangkitkan gaya angkat.
Sedangkan bagian ujung sayap burung berfungsi untuk mengepak dan membangkitkan
gaya dorong. Separasi gaya menjadi gaya angkat dan gaya dorong inilah yang
sampai sekarang dipakai untuk menciptakan mesin terbang.
Lalu
bagaimana pesawat udara dapat terbang? Adalah suatu yang salah jika kita berfikir
bahwa mesin (engine) lah menyebabkan pesawat dapat terbang. Pada dasarnya,
sayap lah yang memberi gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang, sedangkan
engine hanya memberi gaya dorong (thrust) untuk bengerak maju. Jadi, kesimpulan
mudahnya adalah bahwa pesawat udara (bukan pesawat antarikasa) dapat terbang
karena memiliki sayap.
Pertanyaan
selanjutnya, bagaimana gaya angkat (lift) dapat terbangkit di sayap? Secara
mudah dapat dijelaskan bahwa gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan
tekanan di permukaan atas dan permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap
diciptakan sedemikian rupa agar tercipta karakteristik aliran yang sesuai
dengan keinginan. Singkatnya, gaya angkat akan ada jika tekanan dibawah
permukaan sayap lebih tinggi dari tekanan diatas permukaan sayap. Perbedaan
tekanan ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan
dibawah permukaan sayap. Sesuai hukum Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran
maka tekanannya makin rendah. Besarnya gaya angkat yang dibangkitkan berbanding
lurus dengan Luas permukaan sayap, kerapatan udara, kuadrat kecepatan, dan
koefisien gaya angkat.
Jadi,
untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar pesawat dapat
bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi gerakan relatif udara di
permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil tertentu dan sudut serang sayap
(angel of attack) tertentu maka akan menghasilkan suatu karakteristik aliran
udara dipermukaan sayap yang kemudian akan menciptakan beda tekanan dipermukaan
atas dan permukaan bawah sayap yang kemudian membangkitkan gaya angkat yang
dibutuhkan untuk terbang.
Ada 4
gaya yang bekerja pada pesawat udara selama penerbangan yaitu Gaya angkat (
LIFT) atau gaya keatas, Gaya berat ( WEIGHT ) atau gaya kebawah, selanjutnya Gaya
maju ( THRUST ) serta Gaya kebelakang ( DRAG ). Dua gaya berikut dapat mudah
dipahami. Gaya berat ( WEIGHT ) bekerja menarik benda kembali ke bumi, sebagai
contoh apabila kita melemparkan batu ke atas maka akan jatuh. Selanjutnya
apabila kita mengendarai sepeda, maka terasa hambatan dari depan.
Perhatikan gambar berikut :
Sayap Pesawat kunci bisa
terbangnya pesawat adalah terletak pada sayapnya, kok gitu? kalau dilihat dari
samping, maka bentuk penampang sayap akan tampak seperti
Gambar 1 : Dengan bentuk yang seperti
itu ditambah dengan adanya momentum dari dorongan horizontal dari mesin pesawat
(Engine) yang terdapat di kedua sayap, maka saat pesawat mulai bergerak maju
akan menyebabkan perbedaan kecepatan aliran udara di bagian atas dan bawah
sayap. Kecepatan udara diatas sayap akan lebih besar daripada dibawah
sayap, hal ini dikarenakan jarak tempuh lapisan udara yang mengalir di atas
sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di bawah sayap.
menurut Hukum Bernoully,
kecepatan udara besar menimbulkan tekanan udara yang kecil. Nah., uda mulai
bisa membaca alurnya?, seperti yang aku tulis diatas, karena udara diatas sayap
mengalir lebih cepat maka tekanan diatas sayap menjadi kecil, sedangkan sebaliknya,
udara yang mengalir dibawah sayap kecil, sehingga tekanan di bagian bawah sayap
menjadi lebih besar, hal ini akan menimbulkan Gaya Angkat (Lift) pada pesawat
dan menjadikannya terbang.
1. Tekanan Atmosfir Meskipun
banyak sekali macamnya tekanan, diskusi ini terutama berisi tentang tekanan
atmosfir. Tekanan atmosfir ini adalah faktor penting dari perubahan cuaca,
membantu mengangkat pesawat, dan menggerakkan beberapa instrumen penerbangan
penting dalam pesawat udara. Instrumen-instrumen ini adalah altimeter
(penunjuk ketinggian), indikator airspeed (kecepatan udara), indikator
rate-of-climb (kecepatan menanjak), dan penunjuk tekanan manifold. Meskipun
udara sangat ringan, tapi memiliki massa dan dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Maka, udara juga seperti halnya benda lain, memiliki berat dan memiliki gaya.
Karena udara merupakan zat cair, maka gaya yang dimilikinya bekerja secara
sama-rata ke semua arah, dan efek gayanya pada udara disebut tekanan
(pressure). Pada kondisi baku di permukaan laut, rata-rata tekanan yang
diterima pada tubuh manusia oleh atmosfir adalah sekitar 14,7 pon/inci. Kepadatan udara mempunyai efek yang berarti pada kemampuan pesawat terbang.
Jika udara berkurang kepadatannya maka akan berakibat berkurangnya: tenaga,
karena mesin mendapatkan udara yang lebih sedikit, thrust (gaya dorong) karena
efisiensi baling-baling menjadi berkurang pada udara tipis, lift (gaya angkat)
karena udara tipis memberikan gaya yang lebih sedikit pada airfoil.
2. THRUST Sebelum pesawat
mulai bergerak, thrust harus digunakan. Pesawat akan tetap bergerak dan
bertambah kecepatannya sampai thrust dan drag menjadi sama besar. Untuk menjaga
kecepatan yang tetap maka thrust dan drag harus tetap sama, seperti halnya lift
dan weight harus sama untuk mempertahankan ketinggian yang tetap dari pesawat.
Jika dalam penerbangan yang datar (level), gaya thrust dikurangi, maka pesawat
akan melambat. Selama thrust lebih kecil dari drag, maka pesawat akan terus
melambat sampai kecepatan pesawat (airspeed) tidak sanggup lagi menahan pesawat
di udara. Sebaliknya jika tenaga mesin ditambah, thrust akan menjadi lebih
besar dari drag, pesawat terus menambah kecepatannya. Ketika drag sama dengan
thrust, pesawat akan terbang dengan kecepatan yang tetap. Terbang straight dan
level (lurus dan datar) dapat dipertahankan mulai dari terbang dengan kecepatan
rendah sampai dengan kecepatan tinggi. Penerbang harus mengatur angle of attack
dan thrust dalam semua jangkauan kecepatan (speed regim) jika pesawat harus
ditahan di ketinggian tertentu (level flight). Secara kasar jangkauan kecepatan
ini dapat dikelompokkan dalam 3 daerah (regim), kecepatan rendah (low-speed),
menjelajah (cruising flight), dan kecepatan tinggi (high-speed).
3. DRAG Drag atau hambatan
dalam penerbangan terdiri dari dua jenis: parasite drag dan induced drag. Yang
pertama disebut parasite drag karena tidak ada fungsinya sama sekali untuk
membantu pesawat untuk dapat terbang, sedangkan yang kedua disebut induced
karena dihasilkan atau terbuat dari hasil kerja sayap yang membuat gaya angkat
(lift).
4. WEIGHT Gravitasi adalah
gaya tarik yang menarik semua benda ke pusat bumi. Center of gravity (CG) bisa
dikatakan sebagai titik di mana semua berat pesawat terpusat. Pesawat akan
seimbang di keadaan/attitude apapun jika pesawat terbang ditahan tepat di titik
center of gravity. Center of gravity juga adalah sesuatu yang sangat penting
karena posisinya sangat berpengaruh pada kestabilan sebuah pesawat terbang.
5. LIFT Penerbang dapat mengendalikan lift.
Jika penerbang menggerakkan roda kemudi ke depan atau belakang, maka angle of
attack akan berubah. Jika angle of attack bertambah maka lift akan bertambah
(jika faktor lain tetap konstan). Ketika pesawat mencapai angle of attack yang
maksimum, maka lift akan hilang dengan cepat. Ini yang disebut dengan stalling
angle of attack atau burble point.
Lift yang dimaksud disini
adalah Gaya Angkat, Lift dihasilkan karena aliran udara dibelokkan ketika
mengalir melewati sayap. Bahkan, tidak hanya ketika melewati sayap
pesawat, lift juga dihasilkan ketika kita menaruh kertas di depan aliran udara
pada suatu sudut tertentu. Kata kuncinya adalah: aliran dan pembelokan aliran
tersebut. Coba dengan bermain pesawat kertas! Jika pesawat dilepas tanpa diberi
dorongan ke depan, pesawat tersebut tetap akan jatuh ke tanah. Ini menunjukkan
perlu ada aliran udara agar lift dapat dihasilkan. Ketika aliran udara
dibelokkan, terjadi aksi-reaksi antara aliran udara dan sayap yang membelokkan
udara tersebut.
Ketika aliran udara yang
awalnya lurus kemudian belok setelah melewati objek tersebut, kita kemudian
bertanya, apa yang membengkokkan aliran tersebut. Ya, jawabannya adalah objek
tersebut.
Lihat ilustrasi di Gambar 2
berikut :
Artinya, ada suatu gaya yang dikerjakan oleh
objek tersebut terhadap aliran udara tersebut. Newton berkata, untuk setiap
aksi akan ada reaksi yang sama besar pada arah yang berlawanan dari aksi
tersebut (Hukum Newton III), Sayap tadi telah mengerjakan suatu aksi pada
aliran udara tersebut, maka, aliran udara juga akan mengerjakan reaksi yang
sama besar pada sayap tersebut. Kenapa bisa terangkat? Jawabannya pada Hukum Bernoully .
6. Sumbu gerakan pesawat Pada
saat pesawat yang sedang terbang mengubah sikap (attitude) atau posisi, pesawat
tersebut berputar pada salah satu sumbu atau lebih, dari 3 sumbu yang merupakan
garis khayal yang melewati Center of Gravity dari pesawat. Sumbu-sumbu dari
pesawat bisa dianggap sebagai poros khayal tempat pesawat berputar, seperti
halnya poros/gandar tempat roda berputar. Di titik di mana ketiga poros
bersilangan, masing-masing pada 90° terhadap kedua poros lainnya. Sumbu yang
memanjang sepanjang badan pesawat dari hidung pesawat sampai ekor, adalah sumbu
longitudinal. Sumbu yang memotong dari ujung sayap ke ujung sayap yang lainnya
disebut sumbu lateral. Sumbu yang tegak melewati center of gravity, adalah
sumbu vertikal. Pergerakan pesawat pada sumbu longitudinal menyerupai gerakan
mengguling kapal dari satu sisi ke sisi yang lain. Bahkan sebenarnya nama-nama
yang aslinya digunakan dalam istilah yang berhubungan dengan transportasi
kelautan. Istilah-istilah ini telah diserap dalam istilah-istilah aeronautika
karena persamaan gerakan antara sebuah pesawat terbang dengan sebuah kapal
laut. Dalam adopsi dari istilah kelautan, gerakan pesawat pada sumbu
longitudinalnya disebut “roll”/guling, gerakan pada sumbu lateral disebut
“pitch”/angguk. Akhirnya, sebuah pesawat bergerak pada sumbu vertikal yang disebut
“yaw”/belok, yaitu, gerakan horisontal (kiri dan kanan) dari hidung pesawat.
Bagian Penunjang Untuk Terbang Agar pesawat dapat terbang dengan sempurna, maka
selain sayap ada bagian2 lain yang menunjang,
lihat Gambar 3 dibawah ini :
Badan pesawat (
Fuselage ) : ruang kemudi (Cockpit) dan ruang penumpang (Passenger). Sayap
(Wing), terdapat Aileron berfungsi untuk “Rolling” pesawat miring kiri – kanan
dan Flap untuk menambah luas area sayap (Coefficient Lift) yang berguna untuk
menambah gaya angkat pesawat. Ekor sayap (Horizontal Stabilazer), terdapat
Elevator berfungsi untuk “Pitching” Nose Up – Down. Sirip tegak (Vertical
Stabilizer), terdapat Rudder berfungsi untuk “Yawing” belok kiri – kanan. Mesin
(Engine), berpungsi sebagai Thrust atau gaya dorong yang menghasilkan kecepatan
pesawat. Roda Pesawat ( Landing Gear ),berfungsi untuk mendarat/ landing atau
tinggal landas / Take-off. Ketika pesawat sedang terbang, ia selalu
menggabungkan fungsi-fungsi control diatas, contoh : bila pesawat belok kanan
atau kiri, maka yang digerakkan Aileron dan Rudder, jadi sambil belok pesawat
dimiringkan agar lintasan belok lebih pendek, yang dapat menghemat waktu dan
menghemat pemakaian bahan bakar. ooowww gitu . Lihat ilustrasinya di Gambar 4
berikut : Nose Up-Down Aileron Pitch Aileron Roll Aileron Yaw
Bagaimana Dengan Roket? Pesawat terbang dapat terangkat ke udara
karena kelajuan udara yang melalui sayap pesawat tersebut, berbeda dengan roket
yang terangkat ke atas karena aksi-reaksi antara gas yang disemburkan roket
dengan roket itu sendiri. Roket menyemburkan gas ke belakang (ke bawah),
sebagai reaksinya gas mendorong roket ke atas. Jadi roket tetap dapat terangkat
ke atas meskipun tidak ada udara, pesawat terbang tidak dapat terangkat jika
tidak ada udara. Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dari pada bagian depan, dan sisi bagian atas yang lebih melengkung
dari pada sisi bagian bawahnya. hm…, gitu toh Gaya Yang Terjadi Pada Pesawat
Pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan udaranya sekecil
mungkin. Pesawat pada saat terbang akan menghadapi beberapa hambatan,
melalui perhitungan dan rancangan yang akurat dan teliti, langkah selanjutnya
adalah pemilihan mesin penggerak pesawat yang mampu mengangkat dan mendorong
badan pesawat. Ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat
terbang yang sedang mengangkasa. yaitu : Berat pesawat yang disebabkan oleh
gaya gravitasi bumi. Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat. Gaya ke
depan yang disebabkan oleh dorongan mesin / engine Gaya hambatan yang
disebabkan oleh gesekan udara Lihat Gambar 5 berikut : Jika pesawat hendak
bergerak mendatar dengan suatu percepatan, maka gaya ke depan harus lebih besar
daripada gaya hambatan dan gaya angkat harus sama dengan berat pesawat. Jika
pesawat hendak menambah ketinggian yang tetap, maka resultan gaya mendatar dan
gaya vertical harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa gaya ke depan sama
dengan gaya hambatan dan gaya angkat sama dengan berat pesawat.

.jpg)
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar